Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Selasa, 21 Oktober 2014
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Biaya
Perilaku
biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan
aktivitas. Perilaku biaya dapat dibedaan sebagai biaya tetap dan biaya
variabel.
1.
Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah suatu biaya yang
konstan dalam total tanpa mempertimbangakan perubahan-perubahan tingkat
aktivitas dalam suatu relevant range tertentu. Bila suatu biaya tetap
dinyatakan menurut biaya per unit, maka biaya tersebut akan beruabah secara
terbalik dengan tingkat aktivitas. Biaya tetap selanjutnya dapat dikelompokkan
sebagai committed fixed cost dan discretionary fixed cost.
a.
Committed fixed cost
Committed fixed cost meliputi
biaya-biaya tetap yang berhubungan dengan investasi dalam fasilitas, peralatan,
dan struktur dasar organisasai sebuah perusahaan. Biayar- biaya ini sulit
ditelusuri hubungannya dengan volume output, seperti unit produksi.
b.
Discretionary fixed cost
Discretionary fixed cost atau
dikenal juga sebagai managed fixed cost meliputi biaya-biaya tetap yang timbul
dari keputusan-keputusan tahunan manajeman untuk membelanjai bidang-bidang
biaya tetap tertentu seperti iklan, dan penelitian.
2.
Biaya variabel (variabel cost)
Biaya variabel (variabel cost) yaitu
biaya yang secara total berubah secara professional dengan perubahab dalam
tingkat aktivitas. Suatu biaya variabel, konstan per unut. Biaya variabel
selanjutnya dapat dikelompokkan sebagai engineered variable cost dan discretionary
variable.
a.
Engineered variable cost
Engineered variable cost atau true
variable cost yaitu biaya yang memiliki spesifikasi hubungan fisik yang
eksplisit dengan pelaksanaan suatu aktivitas. Biaya ini timbul dalam rangka
aktivitas operasi normal perusahaan. Contoh konkrit untuk biaya ini adalah
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang berubah volumenya karna
proses perekayasaan produk.
b.
Discretionary variable cost
Discretionary variable cost atau
step variable cost yaitu semacam biaya discretionary yang memiliki pola grafis
variabilitas, tetapi bukan karena alas an yang sama seperti bahan langung atau
tenaga kerja langsung. Pertamabahan biaya ini mungkin lebih berhubungan dengan
otoritas manajemen dalam membelanjainya.
3.
Mixed cost
Mixed cost atau semivariable cost
yaitu biaya yang di dalamnya terdiri dari elemen-elemen biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya ini pada umumnya terdapat dalam komponen biaya tidak langsung.
Karakteristik perilakunya tidak konstan seperti dua kelompok biaya yang
diuraikan di atas. Dalam keadaan tertentu jumlah biaya semivariabel akan
menjadi lebih tinggi dalam satu tingkat aktivitas, akan tetapi dalam keadaan
lain bisa terjadi biayanya akan lebih rendah pada tingkat aktivitas yang sama.
Untuk itu diperlukan cara tersendiri untuk mengidentifikasi perilakunya.
B.
Analisi Biaya Campuran
Agar dapat
dimanfaatkan dengan cara yang lebih baik, informasi biaya semivariabel
sebaiknya dipisahkan lebih dahulu unsur-unsur biaya variabel dari unsur-unsur
biaya tetapnya. Apabila pemisahan ini tidak dilakukan maka alternative
keputusan yang dihasilkan juga kurang memuaskan akurasinya terutama bila jumlah
biaya semivariabel ini cukup signifikan disbanding total biaya secara
keseluruhan. Pemisahan unsur biaya tetap dan biaya variabel dari biaya
semivariabel dapat dilakukan dengan menggunakan metode titik tertinggi dan
terendah, analisis regresi kuadrat terkecil, metode diagram pencar
1.
Metode titik tertinggi dan terendah (high low method)
Metode titik tertinggi dan terendah
(high low method) yaitu suatu metode pemisahab biaya campuran ke dalam elemen-elemen
biaya tetap dan biaya variabelnya dengan mendasarkan analisis pada selisih
biaya antara tingkat aktivitas tertinggi dan terendah.
Secara umum perhitungan metodde
titik tertinggi dan terendah dapat dilakukan dengan cara :
a.
Memilih jumlah biaya paling tinggi dari data yang
tersedia.
b.
Memilih jumlah biaya paling rendah dari data yang
tersedia.
c.
Menghitung selisih jumlah aktifitas dan selisih biaya
dari dua titik tertinggi dan terendah.
d.
Memasukkan selisih tersebut kedalam formula untuk
menghitung komponen biaya tetap dan biaya variabel.
Contoh :
PT JAKASAIN adalah sebuah pabrik sepatu yang
menggunakan mesin jahit merk ZAL. Berikut adalah data pemeliharaan mesin PT
JAKASAIN se3lama bulan januari sampai dengan juli 1999.
Dari data pemeliharaan mesin PT JAKASAIN
Bulan jam
kerja biaya
Januari 540 Rp. 4.140
Februari 640 Rp. 5.100
Maret 620 Rp. 4.440
April 710 Rp. 4.920
Mei 740 Rp. 5.520
Juni 790 Rp. 5.640
Juli 560 Rp. 4.320
Penyelesaian :
Aktivitas
biaya
Titik tertinggi (juni) 790 jam Rp.
5.640
Titik terendah (januari) 540 jam Rp.
4.140
Selisih yang diobservasi 250 jam Rp
1.500
Biaya variabel =
Selisih biaya
Selisih
aktivitas
Biaya variabel =
Rp. 1.500 : 250 = Rp. 6/jam pemeliharaan.
Elemen biaya tetap = total biaya – elemen biaya
variabel
= 5.640 – ( 6 x 790 )
=
Rp. 900,- per bulan.
2.
Analisis regresi kuadrat terkecil (least squares
regression analysis)
Pada umumnya analisis regresi
dimulai dari asumsi bahwa terdapat hubungan yang linier antara variabel terikat
dan variabel dan variabel bebasnya. Asumsi ini juga dapat diterapkan dalam
analisis hubungan perilaku biaya dengan faktor yang menyebabkan terjadinya
biaya yang bersangkutan. Analisis regresi juga membuat asumsi tentang sifat dan
distribusi “error term” dalam estimasi hubungan antara biaya overhead dan jam
mesin. Atas dasar asumsi tersebut maka dianggap bahwa fluktuasi biaya sebagai
variabel terikat (y) akan ditentukan secara linier oleh perubahan volume aktivitas
(x) sebagai variabel bebasnya.
Metode regresi kuadrat terkecil
untuk mengestimasi suatu hubungan linier didasarkan pada persamaan untuk sebuah
garis lurus y = a + bx. Selanjutnya untuk menghitung nilai vertical intercept
(a) dan kemencengan (b) yang
meminimumkan jumlah squared error digunakan rumus sebagai berikut :
b = n (∑xy) – (∑x) (∑y) persamaan 1
n(∑x2)
– (∑x)2
a =
(∑y) – b(∑x) persamaan
2
n
dimana : x = tingkat aktivitas
(variabel bebas)
y = total biaya campuran (variabel terikat)
a = total biaya tetap (intercept garis
vertikal )
b = biaya variabel/unit aktivitas (kemiringan
garis)
n = jumlah observasi
∑ = penjumlahan dan observasi
Dimisalkan dengan contoh data yang
dimiliki oleh PT JAKASAIN, maka nilai konstan a ( biaya tetap perbulan ) dan b
sebagai koefisisen x ( biaya variabel per jam kerja ) secara berturut-turut
dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut :
bulan
|
Jam kerja (x)
|
Total biaya (y)
|
xy
|
X2
|
Januari
|
540
|
4.140
|
2.235.600
|
291.600
|
Februari
|
640
|
5.100
|
3.264.000
|
409.600
|
Maret
|
620
|
4.440
|
2.752.800
|
384.400
|
April
|
710
|
4.920
|
3.493.200
|
504.100
|
Mei
|
740
|
5.520
|
4.084.800
|
547.600
|
Juni
|
790
|
5.640
|
4.455.600
|
624.100
|
Juli
|
560
|
4.320
|
2.419.200
|
313.600
|
∑
|
4.600
|
34.080
|
22.705.200
|
3.075.000
|
Dari tabel diatas dapat diketahui :
∑x = 4.600 jam
∑y = Rp. 34.080
∑xy= Rp. 22.705.200
∑x2 = 3.075.000 jam
n =
7 bulan
b =
7(Rp. 22.705.200) – (4.600) (Rp. 34.080)
7(3.075.200)
– (4.600)2
=
158.936.400 – 156.768.000
21.526.400 – 21.160.000
=
2.168.400
366.400
= Rp. 5,92/jam
Dengan
demikian dapat diketahui bahwa dari deretan biaya pemeliharaan mesin bulan
Januari sampai dengan Juli 1998 terdapat elemen biaya pemeliharaan variabel
sebesar Rp. 5,92 per jam pemeliharaan.
Perhitungan
biaya tetapnya dapat dihitung menggunakan formula persamaan 2 menjadi :
a =
(Rp. 34.080) – Rp. 5,92(4.600 jam) = Rp.
978,29
7
Dengan
demikian biaya tetap untuk pemeliharaan berjumlah Rp. 978,29 per bulan. Formula
biaya untuk pemeliharaan dapat dinyatakan sebagai persamaan linier sebagai y =
a + bx, atau y = Rp. 978,29 + Rp. 5,92x yang berarti bahwa biaya tetap
pemeliharaan mesin setiap bulan Rp. 978,29 dan biaya variabelnya Rp. 5,92
setiap bulan.
3.
Metode diagram pencar (scrattergraph method)
yaitu suatu metode pemisahan biaya
campuran ke dalam elemen-elemen biaya tetap dan variabelnya. Dengan metode ini
sebuah garis regresi ditarik diantara pencaran titik-titik yang diplot secara
sederhana berdasarkan pengamatan visual. *internet
cara laiin yang cukup lebai
adalahmetode diagram pencar yang dapat digunakan untuk melihat kecenderungan
perubahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menempatkan titik-titik
perpotongan biaya dengan volume jam kegiatan dalam satu grafik yang terdiri dari
sumbu x dan sumbu y. Grafik x menunjukan volume aktivitas dan gari y menunjukan
jumlah biaya. Diantar titik-titik perpotongan biaya dan volume aktivitas
ttersebut selanjutnya ditarik sebuah regresi yang lurus dari kanan
kekiri.kemiringan garis regresi inni menunjukan teren perubahan biaya sejalan
dengan perubahan volume aktivitas.
Dalam grafik tersebut bila garis
regresi terus ditarik kekiri maka akan berpotongan dengan garis vertikal y yang
menunjukan total biaya. Titik perpotongan garis regresi dengan garis tersebut
menunjukan lefel biaya tetap pada level tanpa aktivitas. Untuk menunjukan total
biaya tetap pada berbagai lefel aktivitas. Dari titk perrpotongan tersebut
dapat ditarik garis lurus yang mendattar kekanan. Garis ini disebut sebagai
garis biaya tetap.
Misalnya pada peraga diatas gari regresi berptongan dengan titik
Rp.990 pada garis biaya maka biaya variabel pemeliharaan p[ada titik yang
dilalui garis regresi (tingkat aktivitas 4.600 jam dan biaya Rp.34.080) menjadi
Rp.5,9022/jam yang dapat dihitungan dngan prosedus seebagai berikut :
Total
biaya pemeliharaan untuk 4,600 jam ........................ Rp.34.080
Dikirangi
: elemen biaya tetap, Rp.990 ..............................
6.930
Elemen
biaya variabel ........................................................ Rp.27.150
Elemen
biaya variabel per jam (Rp.27.150, biaya
variabel 4.600 jam pemeliharaan)
...................................... Rp.5,9022
Dengan demikian persamaan regresinya Y = 6930+Rp.5,9002(X). Atau
pada setiap jumlah biaya pemeliharaan bulanan terdapat Rp.990 biaya tetap dan
Rp.5,9022 biaya variabel perjam. Sehingga total biaya variabel setiap bulan
akan sama dengan nilai x dikalikan Rp.5,9022.
4.
Metod Biaya
Berjaga
Metode biaya berjaga dibunakan untuk menaksir biaya tetap dan biaya
variabel bila sebuah perusahaan menutup kegiatan usahanya untuk sementara.
Metode ini disebuat biaya berjaga karena untuk menghitung cadangan dana yang
harus disiapkan untuk berjaga-ga selama tenggang waktu tanpa kegiatan normal.
Misalkan karena krisi ekonomi PT. CIPTA NUSA mempertimbangkan
penghentian kegiatan produksinya untuk sementara pada bulan Mei 1998 volume
produksinya 50000 jam mesin dengan total biaya Rp.6.000.000. Apabila tidak ada
produksi yang diperhitungkan maka biaya yang akan terjadi berjumlah
Rp.1.500.000 tiap bulan. Selisih antara total biaya pada saat berlangsung
kegiatan produksi normal dengan biaya berjangka merupakan total biaya variabel atau dengan perhitungan sebgai berikut :
Biaya yang dikeluarkan
pada tingkat
aktivitas 50.000 jam mesin
.............................................. Rp.
6.000.000
Biaya berjaga sebagai biaya tetap
.................................... 1.500.000
Selisih atau total biaya
variabel......................................... Rp. 4.500.000
Dengan demikian biaya
variabel perjam dapat dihitung dengan cara membagikan jumlah jam mesin produksi
dari total biaya variabel sebagai berikut :
Biaya variabel perjam =
Rp. 4.500.000/ 50.000 jam
=
Rp. 90 per jam
Vormula biaya produksi selanjutnya dapat dinyatakan sebagai
persamaan linier y= a+bx atau y=Rp. 1.500.000+Rp. 90 x yang berarti bahwa biaya
tetap produksi setiap bulan Rp. 1.500.000 dan biaya variabelnya Rp. 90 setiap
jam.
C.
Estimasi
Biaya
1.
Pengertian
Estimasi Biaya
Pentingnya manajemen untuk memahami bagaimana hubungan
antara biaya dengan faktor-faktor yang memicu perubahan biaya (cost driver).
Estimasi biaya membantu manajemen untuk memprediksi berapa besarnya biaya pada
level aktivitas yang direncanakan termasuk menyusun perencanaan kegiatan dan
menyusun anggaran. Estimasi biaya adalah proses
menaksir hubungan antara biaya-biaya dan pengarah biaya yang menyebabkannya.
Beberapa biaya-biaya secara langsung dihubungkan dengan suatu aktivitas dan
dapat diperkirakan didasarkan pada aktivitas itu. Biaya-Biaya lain secara tidak
langsung dihubungkan dengan suatu aktivitas dan tidakmudah untuk diramalkan
sebab tidak langsung. Ini adalah satu tantangan bagi para Manajer Keuangan
disetiap UKM harus mengerti tentang penaksiran biaya-biaya. Tantangan lainnya
ada sebab pembelanjaan dan biaya-biaya tidak selalu terjadi pada waktu yang
sama. Tujuan utama penilaian biaya adalah mengatur biaya-biaya, pembuatan
keputusan, dan untuk merencanakan dan menetapkan standard.
2.
Metode
Estimasi biaya
Ada empat
metode estimasi biaya:
1)
Industrial engineering method
Estimasi
biaya dengan menganalisa hubungan antara input dan output dalam bentuk fisik.
Metode ini sangat memakan waktu dan biaya serta tidak praktis.
2)
Conference method
Estimasi biaya berdasarkan analisis
dan pendapat mengenai biaya dan cost driver-nya yang dikumpulkan dari berbagai
departemen dalam perusahaan (purchasing, proses manufaktur, karyawan dsb).
metode ini memacu kerjasam antar departemen, lebih kredibel, serta cepat
dikembangkan karena tidak memerlukan data analisis yang rinci. Namun karena
berdasarkan opini bukan estimasi, metode ini keakuratannya tergantung dari
kepedulian dan keahlian para pihak yang terlibat
3)
Account Analysis method
Estimasi biaya dengan mengklasifikasikan
akun biaya pada buku besar pembantu sebagai biaya variabel, fixed atau campuran
sesuai dengan level aktivitas.
4)
Quantitative Analysis method
Analisis kuantitatif ini menggunakan
metode matematis formal untuk menyesuaikan fungsi biaya dengan obsservasi data
masa lalu. Metodenya ada dua yaitu: High-Low method dan Regression Analysis
method.
BAB III
KESIMPULAN
Perilaku
biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan
aktivitas. Waktu merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan perilaku
biaya. Biaya variabel merupakan biaya yang meningkat secara proporsional dengan
peningkatan aktivitas. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jumlah
totalnya ketika penggunaan aktivitas berubah, sedangkan biaya campuran
merupakan biaya yang mempunyai komponen tetap dan variabel. Estimasi biaya
membantu manajemen untuk memprediksi berapa besarnya biaya pada level aktivitas
yang direncanakan termasuk menyusun perencanaan kegiatan dan menyusun anggaran.
- Back to Home »
- makalah manajemen akuntansi , prilaku dan estimasi biaya »
- Prilaku dan estimasi biaya
Related Posts :
makalah manajemen akuntansi, prilaku dan estimasi biayaTotal Tayangan Halaman
Labels
- Artikel
- EI masa khulafaurasydin
- falsafah zakat
- hadis ekonomi 2
- Hukum
- i'jazul al-qur'an
- it for bissines
- IT for Business
- IT For Bussines dan Artikel
- kesimpulan sistem informasi manajemen
- konsep EI masa nabi muh SAW
- korelasi teknologi informasi dan manfaatnya dalam perbankan
- kumpulan kata bijak kehidupan
- lagu reggae
- Larangan Menimbun Harta
- makalah
- makalah ABS II
- makalah filsafat umum
- makalah manajemen akuntansi
- makalah MBS
- makalah perpajakan
- makalah SPEI
- makalah ulumul qur'an
- marketing & artikel
- Marketing dan Advertising
- Momonon
- penelitian
- Perdagangan Online
- perpajakan
- PPAP
- prilaku dan estimasi biaya
- Steven And The Coconut Treez
- tafsir ayat ekonomi 1
- Tony Q Rastafara
mata kuliah
TABDIV
Diberdayakan oleh Blogger.